Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR @ BBM: Petunjuk Petunjuk Untuk Kesempurnaan 8- page 76

PETUNJUK-PETUNJUK UNTUK KESEMPURNAAN (8)


   Maka adalah seluruh perkembangan itu berjalan menurut jalan yang ada di dalam batang tubuh kita atau menurut saluran badan kita dan oleh kerananya berdasarkan perkembangan itu menjelmalah badan kita sendiri atau dengan perkataan lain, kita membentuk badan diri sendiri menurut bentuk yang telah ada. Perbezaannya dengan badan kasar kita ialah oleh kerana asalnya dari tenaga ghaib, maka tak dapat pula kita melihatnya dengan mata biasa.


  Berdasarkan keterangan di atas maka perkembangan selanjutnya dari senjata kita tadi yang ada permulaannya dengan kata perumpamaan kekuda dan dari sini kalau kita mau meningkatkan lagi setingkat ke atas ialah kepada kesempurnaan atau insan kamil yang meliputi keseluruhannya. 


  Dalam perkembangannya tenaga ghaib itu ke dalam ialah diri membentuk diri melalui saluran-saluran yang telah ada di dalam batang-tubuh kita.  


 Oleh kerananya pengembaraannya itu membentuk badan sendiri lebih dahulu sebelum dapat membentuk diri sendiri. Untuk kesempurnaannya sesudahnya kita dapat membentuk diri dan badan kita maka adalah kewajipan kita untuk meisinya menurut isi batang tubuh kita yang telah ada selengkapnya. 


  Kelengkapan dari batang tubuh kita dengan isinya dapatlah disimpulkan terdiri dari urat -tulang - otak - benak - bulu - kulit - darah - daging - hati -  jantung - limpa - rabu dan empedu.


  Diri meisi diri dengan diri, dari memperkembangkan diri sampai meliputi keseluruhannya, yang diliputi ialah badan diri. Tingkah laku perbuatan memperkembang sampai meliputi itu, berarti diri membentuk diri dan meisinya sesudah itu memperkembang diri sendiri.

  Memperkembang diri sendiri berarti meisi badan diri. Yang diisi ialah apa yang ada pada badan sejak dari luar sampai ke dalam. Dengan demikian maka diri membentuk badan sendiri di dalam. Maka berdirilah aku batin cukup dengan perlengkapannya dengan sempurna.


  Diri yang telah sempurna ialah • diri yang telah bangun dari tidur • diri yang telah mengetahui akan keadaannya • diri yang telah sadar dan mengetahui siapa dia sebenarnya


 Diri harus menyayangi badannya, mengetahui kebutuhannya, mengetahui tugas kewajipannya sebagai seorang manusia, mengetahui tugas kewajipannya sebagai hamba Allah (abdi Tuhan).


 Untuk itu dia harus bergerak, harus berjuang, harus berbuat, harus berlaku dan harus bertindak kalau perlu. Dia harus mempelajari sekelilingnya, tahu mana yang kawan mana yang lawan, tahu mana yang baik dan mana yang buruk, tahu ombak yang bersambung angin yang akan bertiup, tahu gabak (awan) yang akan menjadi hujan. Dan masih banyak lagi yang akan diketahuinya. Penglihatan mesti tajam, pandangan mesti terang, jauh ke muka ke kiri dan ke kanan. 


  Dengan begitu maka kita mulai mengenal alam di luar alam kita sendiri. Pelajarilah alam sendiri dengan saksama sebelumnya kita memasuki dan mempelajari alam di luar alam kita. Kesempurnaan kita berlaku dengan memperkembang diri kita sampai meliputi keseluruhannya, yang mana proses perkembangannya ialah:


• Dari tak tahu menahu, menjadi seorang pemburu dengan senjata di tangan 

• Dari seorang pemburu dengan senjatanya ke si penunggang dengan kudanya


  Kita yang tadinya telah menjadi manusia dalam proses perkembangan seperti yang disebutkan di atas, yang dijadikan senjata pada kita, yaitu diri. Diri berkembang terus sampai menjadi kuda, berarti kenderaan bagi kita dan selanjutnya kalau ditingkatkan terus pengetahuan kita mengenai diri kita, maka diri itu akan berkembang terus menjadi kita sendiri sehingga berdirilah diri kita itu lengkap dengan perlengkapannya yang ada.


Kita yang telah menemui diri sendiri, telah mengenal betul akan dirinya dan telah berkembang pula menjadi kita yang bernama "AKU" dan telah berada di muka pintu bertanya: 

        Mau apa dan hendak ke mana "aku" ?

 
  Semenjak diri telah lengkap berdiri seperti dengan perlengkapannya yang ada, maka semenjak itu pula akan berlainan pandangan hidup kita dari yang sudah-sudah, seumpama siang dengan malam atau ibarat terang dengan gelap. Perjalanan hidup yang telah dibawakan selama ini sebelum kita dapat mengenal diri kita, ialah berjalan pada malam hari atau berjalan di dalam gelap, meraba dengan tidak punya pegangan atau jalan sebagai petunjuk dalam perjalanan.


  Saya yang telah ada  berlainan dengan "aku"  yang telah berdiri. Untuk membuktikan perbezaan antara saya dan "aku"kami tunjukkan contoh kepada Presiden Sukarno di waktu berpidato, apabila dia memakaikan saya dan "aku". Di sinilah terletak di antara lain kelebihannya. 


  Aku yang berdiri dengan sendirinya yang telah ditemui dan dikenal, kekuatannya atau tenaganya berlainan dari ‘"aku" yang di aku-akui, apalagi yang beraku-akuan.


  Pada permulaan kita mengenalnya adalah "dia" itu nyawa kita, yaitu senjata bagi kita yang dianggap barang mati


  Setelah kita tingkatkan pengetahuan kita, pengalaman dan penelitian yang saksama , menunjukkan kepada kita bahawa yang dianggap barang mati itu kenyataannya bukanlah mati, melainkan "hidup" dan kelanjutan dari penelitian kita menentukan dan menetapkan pula, bahawa adalah "dia" itu terdiri dari kumpulan zat-zat hidup itulah diri kita yang bagi kita (badan kita) berdiri dengan sendirinya.

.

No comments:

Post a Comment