Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR @ BBM: Isi Mengisi - page 98




Isi-Mengisi



   Pada kita ada yang kosong, ada yang berisi. Isinya ialah dari yang setitik. Titik berkembang menghasilkan titik dan perkembangannya menimbulkan titik yang kedua, ketiga dan seterusnya dan adalah rangkaian dari titik-titik itu menimbulkan rupa dan bentuk sampai berwujud menurut kehendak yang mewujudkan.


    Titik yang pertama tadi dengan titik-titik berikutnya yang berkembang sampai berwujud tidak akan bisa berdiri kalau tidak ada ruangan yang kosong tempatnya tegak dan bergerak.



    Titik ketiga datang dari titik kedua, titik kedua timbul dari titik pertama dan titik pertama datangnya dari mana? Sudah tentu dari yang menitikkan. Siapa itu yang menitikkan? Yang berkuasa atau yang diberi kuasa? Kalau yang diberi kuasa yang menitikkan di balik yang diberi kuasa tentu ada Yang Berkuasa


  Biasakah titik yang dititikkan itu timbul kalau tak ada tempat atau ruangan untuk menampungnya? Tempat untuk itu sudah pasti kosong. Dari tempat yang kosong titik pertama mealiri dan meisi titik kedua, ketiga, keempat dan seterusnya yang mana kalau dilihat dari luar kesemuanya akan merupakan bentuk menurut kehendak yang merupakannya.


    Kita mendapati barang sudah, yaitu sebuah rumah yang sederhana, berisikan alat perabut sederhana dan kita berada di dalamnya. Di samping kita telaga yang berisikan air yang sangat jernih, hening lagi bening dan berasal dari telaga Suci lagi menyucikan. Dia memberi Cahaya kepada kita.  Alirannya terbatas, batasnya ialah bulu dan kulit kita. 


    Maka adalah menjadi kewajipan kita menjaga dan memelihara rumah kita dengan isinya sebaliknya supaya jangan ada yang sampai menjadi rosak, kotor dan lain sebagainya kerana akibatnya kita sendiri yang akan menanggungkan.


   Banyak sudah orang mempelajari akan keadaan badan dirinya, akan isinya, akan tetapi dia tidak dapat menemui isi yang sebenarnya. Dan tak kurang pula banyaknya orang yang keluar berjalan mencari dan minta diisi, sehingga berbagai macam ragam isi yang telah diperdapatnya, ada yang loyang, ada tembaga, ada perak, ada intan, ada emas, ada keris, ada azimat, ada isim-isim, ada kata-kata untuk dihafal, ada batu dan lain sebagainya sehingga sudah sebegitu banyak yang telah diperdapatnya, namun dia tidak
puas dan tetap berasa kekurangan. Kerana apa, kerana dia tidak dapat menemui itu telaga yang berisi dan yang meisinyaDicarinya ke luar, padahal dia ada di dalam.


   Dan aku yang telah dapat menemui itu telaga di bawah gunung dan telah mandi berkecimpung di dalamnya mealiri dan mengisi diriku dan melalui batang tubuhku aku telah dapat mengambil manfaat darinya dengan mempergunakanya untuk kebaikan dan membaikkan, membuka dan menunjukkan jalan, jalan lurus lagi benar, jalan yang memberi nikmat, tidak dimurkai dan tidak pula sesat untuk mencukupkan yang belum berasa cukup, menolong melahirkan kandungan sendiri, memperkembang yang belum berkembang, menggunakan yang setitis, melautkan yang sekepal, mempertemukan ruas dengan buku, membalikkan sirih ke gagangnya, memulangkan pinang ke tampuknya, menyelesaikan yang kusut, menjernihkan yang keruh, menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup, menemukan kembali barang yang hilang, menemui saudara sekandung yang telah terbuang, mempertemukan kembali tali yang telah putus, tali tempat bergantung, sehingga menyebabkan putusnya hubungan dengan Pusat, Pusat tempat kembalinya segala yang dijadikan, Pusat tempat datangnya segala yang didatangkan dan banyak lagi yang lain-lain.


     Aku telah banyak memberi isi kepada orang dan telah banyak pula menerima dari orang. Yang aku terima berlainan dengan yang aku berikan. Yang aku berikan pada orang-orang yang berisi dan yang aku terima dari orang-orang yang berguna. Aku telah mengisi orang yang telah berisi dan aku telah pula mengisi orang yang katanya belum berisi, tidak berisi apa-apa.


   Lain isi orang-orang yang berisi yang ku isi, kerana isi orang itu lain dan isi yang kuberikan lain pula. Isi yang ku berikan adalah umpama butir telur, kalau dia pandai memperkembangnya akan menjadi orang dan yang telah jadi orang itu bisa dipergunakannya atau menurunkan telur pula. Sayang kebanyakan dari mereka-mereka yang tidak mengerti.


    Ada pula yang menerima isi yang ku berikan itu diterimanya dengan lahapnya dan telur yang ku berikan itu dipecahkan sendiri dan digorengnya atau didadarnya dan dimakannya seenaknya dan hasilnya hilang tak berbekas kerana keluar bersama-sama kotorannya dibawa arus sungai atau masuk jamban. Siapa yang rugi? Aku tidak rugi, hanya merasa kesal, kerana pemberianku yang berharga dijadikannya tidak berharga. Emas dijadikan tembaga atau loyang dan namaku didewa-dewakan dibawa ke mana-mana, disebut-sebut, diperkatakan dan lain sebagainya.


    Begitulah aku yang tadinya tidak berisi, setelah menemui isi (telaga) mengisi diriku dan memberi isi kepada orang lain. 


    Dan aku telah menemui seperti apa yang telah ditemui Nabi Musa seperti yang tersebut dalam al-Qur’an dan dibawanya berjalan bersama-sama.


   Hanya bezanya Nabi Musa menemuinya pada pertemuan dua laut dan aku dapat menemuinya di pertemuan kiri dan kanan. Dan semenjak itu aku menurutinya berjalan dan aku telah menjadi seorang "Pengembara" ahli musafir. 


     Dan banyaklah sudah pelajaran yang aku perdapat dan telah dapat pula aku mengajarkannya.


.

No comments:

Post a Comment