Wednesday, November 19, 2014

BAPAK BAGINDA MUCHTAR@ BBM: Ilmu yang paling baik, tinggi dan dalam ialah ilmu yang berdasarkan ke-Tuhanan - page 154

Ilmu yang paling baik, tinggi dan dalam ialah ilmu yang berdasarkan ke - Tuhanan. 


Untuk mendapat Ilmu Tuhan yang sebenarnya, orang harus dapat mempelajari cipta-ciptaanNya. Ciptaan Tuhan yang terdekat pada kita ialah keadaan kita sendiri. Orang memandang dan merenung ke luar, memperhatikan keadaan alam sekelilingnya untuk mendapatkan suatu keyakinan dan kesimpulan akan pengakuan adanya Tuhan Maha Pencipta, Maha Besar lagi Maha Kuasa. 


Kita merenung dan bertafakur ke dalam memikirkan dan mempelajari keadaan kita sendiri. Mempelajari keadaan sendiri, berarti hendak mengetahui apa yang ada pada badan, pada diri dan lain sebagainya. Apa yang ada pada badan sudah banyak orang mengetahuinya. Sudahkah orang dapat mengenal akan dirinya sendiri? Dan bagaimana caranya aku dapat mengenal diriku sendiri? Aku berbadan dan berdiri. Sudahkah orang dapat mengenal aku dan diriku? Dan sudahkah orang dapat mengenal akunya dan diri sendiri? 


Saya dapat mengenal diri saya dengan jalan bertafakur dan merenung ke dalam. Dan aku dapat mengenal diriku sendiri setelah ku dapat memancar keluar melalui pintu-pintu tertentu. Dengan keluarnya pancaranku, berarti aku telah dapat menembus alamku sendiri, iaitu apa yang dinamakan badanku. Untuk dapat mengenal diri yang sebenarnya orang harus bertarekat - berhakikat dan bermakrifat untuk mencapai tujuan. Syariat harus menjalankan supaya dapat yang dihakikatkan. Hakikat tidak akan tercapai kalau tak bermakrifat. Makrifat mendatangkan Hakikat. Jadi, untuk mencapai tujuan yang sebaiknya ialah sejalan  hakikat dan makrifat. 



Syariat menjalankan, Tarekat berjalan dan Hakikat tidak akan diperdapat kalau tak ada Makrifat. Maka adalah makrifat sumber dari segala-galanya atau tempat tercapainya tujuan. Pembawaan yang sebaik-baiknya yang menjalankan aku, yang berjalan diriku untuk supaya tercapai tujuan. Maka adalah perjalananku menuju makrifat untuk mendapatkan hakikat (yang dikehendaki). Kenapa harus diri yang berjalan? Inilah salah-satu rahsia dari yang aku perdapat. 


Bagaimana jalannya atau caranya untuk dapat mengenal diri itu? Aku dapat mengenal dan menemui diriku, setelahnya aku memikirkan, mempelajari, merenungkan akan keadaanku, nasibku, untuk bahagian ku. 


Aku bertafakur ke dalam, ke dalam batang tubuhku dengan alat pemikiran yang ada padaku. Teringat olehku aku berbadan dan berdiri. Apa yang dinamakan badanku telah kuketahui. Ia terdiri dari : bulu - kulit - darah - daging - hati - jantung - limpa - rabu (paru-paru) - empedu - urat - tulang - otak - benak (otak besar dan otak kecil). Akan tetapi yang mana yang dikata diriku? 


Bahawa diriku itu ada di dalam badanku itu telah pasti. Akan tetapi bagaimana aku dapat mengenal dan menemuinya? Dan terdiri dari apa dia? Dan sampai di mana daya kesanggupan pemikiranku dapat menangkapnya? Keadaan badanku sudah nyata padaku. 


Dan bagaimana aku dapat menyatakan diriku sendiri? Untuk itu tentu aku harus mencarinya sampai dapat. Aku harus dapat hendaknya memisahkan antara yang satu dengan yang lain, antara badan dan diriku. Aku merenung dan merenung lagi. Aku bertafakur.


.

No comments:

Post a Comment